Tiga tahun berlalu... Dan kita masih berhubungan seperti ini. Saling berlantun sayang dan rindu namun tak terikat sebuah komitmen. Ingat? Kapan terakhir kita bertemu? Atau.. kapan terakhir kali kita bertatap muka? Saling memandang tak bersuara seolah mengagumi akan pribadi pemberianNya. Ingat kapan terakhir kali kita berpegangan tangan? Ah.... bahkan sejak sebelum terpisah jarakpun, kita tak pernah melakukannya.
Setahun terakhir kita lost contact, Aku masih menunggu ucapan selamat tidur tepat jam 22.00 malam itu. Bahkan, aku memasang alarm otomatis pukul 21:58 setiap malamnya, agar aku bisa melihat secara langsung short message service tersebut! Tau gak.. Aku tak pernah menghapus semua pesan itu. “Selamat tidur J” , “Aku sayang kamu, nice dream ya ;)” , atau yang ini >> “Semoga kita bertemu di alam mimpi, seeya”, “Malam ini, hampiri aku duluan ya Mi! Night” ya! Aku tak pernah menghapusnya.. sejak 3 tahun yang lalu, sejak aku menyampaikan perpisahan lewat inbox pesan facebookmu. Aku tak mengerti sopan santun ternyata, Ya.. salam perpisahan lewat pesan facebook? Ironi.
“Ma.. Ami tidur ya,” “Gak nunggu kak? Sekarang udah jam 21:45 loh” Mama mengingatkan.
Ahh.. bahkan Mama pun mengingatnya.. Kau tak mengingatnya?
“Nunggu apa Emak ku sayang??” gubrisku sambil membuka pintu kamar menghiraukannya
“Sms si anu” Tanpa kusadari mama memainkan matanya sebelah
”ejiah, kok mama ingat? Aku aja udah lupa..udah ah Ami tidur..!”
Dengan sigap mama memburu menanggapiku “Tapi alamat rumahnya kamu belum lupa kan sayang?” Mama memberiku satu tiket pesawat X.
Sontak aku memeluk Mama dan menangis “Mamaa....” isakku dibahu paruh bayanya.
“Semalam, Mama baca diary mu, Lusa hari ulang tahunnya bukan? Jadikan ini kado terindah di sepanjang hidupnya” senyum sumringah Mama menyejukkan air mata terakhirku malam itu. “Terima kasih Ma..” bibirku mendarat dipipi kanan Mama.
****
Aku seolah bermimpi. Siang itu aku tiba di Kota Kita. Ya! Kota pertama kali kita bertemu.
Tepat pukul 15:00 Persiapanku beres. Aku meyakinkan pribadiku untuk yang kesekian kalinya “Today, It’s Our Time! Thanks Allah”.
Sebelum mampir ke rumahmu, aku memutuskan untuk pergi ke Taman Kota, setelah lelah berkeliling, Aku melihat seseorang dengan susah payah memungut selembar foto dari bawah kursi rodanya. Aku menghampiri, memungut selembar foto tersebut. Sekilas ku pandang sejelas elok rupa perawan di foto sangat mirip dengan orang yang kukenal.
“Oh, Terimakasih.. “
Halo.. Siapa Namamu?“ sambung si-penghuni-kursi-roda sambil menjulurkan tangannya.
“Oh, ya.. ini fotonya” Ku senyum terperanjat melihat sosok didepan ku
“Bagas...” responnya jelas menampilkan kebingungan.
“Oh, Kau mengenalku? Halo, Aku Bagas, Siapa Namamu?”
Ddddrrr.... ddrrrr... hapeku bergetar.
Selamat Tidur.. Aku masih menyayangimu ‘BAGAS’
gag ngertiii............ :P
BalasHapus