Rabu, 06 September 2017

Ratu di Negeri Sendiri

Aku punya buku keren. judulnya "Pantang Mati Gaya" karya Miss Jinjing. Belum selesei kubaca. Ada di rumah di Medan,  Kalo nanti udah selesei aku baca, boleh nanti dibagi sama kamu. kalo kamunya cewek, aku kasih percuma. Tapi kalo kamunya cowok, tolong ajak aku jalan-jalan. *nyengir*

Jadi, pada suatu bab di buku itu, ada cerita dari Miss Jinjing yang harus kerepotan saat ikutan sbig sale disalah satu mall gedek dijakarta. kerepotannya ialah, isi tas pribadi yang harus dikeluarin dan diperiksa dulu, trus tas dititipkan ke security sampe-sampe dipantau dengan sinis oleh securitynya. Lalu apa guna cctv dan bagian pengamanan yang dipasang? -bener ugak, pikirku. Terus juga, Miss Jinjing berpesan, kita harus menaruh kepercayaan dengan sesama, seperti di negara lain, pada santai tapi sesuai prosesur keamanan. Masak di negeri sendiri dicurigai? Gitu. 

Aku setuju. kenapa kita sering dicurigai di negeri sendiri ?

Aku mau cerita lagi. Beberapa waktu yang lalu, aku sama salah seorang teman pergi makan di salah satu junk food, terus maaf, kalo boleh jujur. pelayanannya kurang sekali waktu dihadapan kami. Tidak senyum. Tidak Ramah.

Tapi, saat kami sudah selesai memesan, pelanggan sesudah kami yang memesan, berpakaian necis,klimis, dandan full dan wangi, aling-aling langsung disenyumin, diberi salam terlebuh dahulu, ya gitulah. jauh berbeda dengan pelayanan yang kami terima. Jujur, ngeliatnya kecewa. Jujur aja, seolah-olah dan seakan-akan, huft. aku pribadi ngerasa di beberapa kesempatan, sering kali kalo orang 'kita' yang belanja sering dianggap remeh. Ntah perasaan kita doang atau gimana. hmm. .

Si temen cerita lagi, waktu datang ke sebuah restoran, si temen mintol pelayan  buat bersihin meja, namun tiga kali panggil, belum ada juga pelayan yang datang ngebersihin meja. Trus, ada pelanggan baru yang datang, trus mintol dibersihin mejanya, salah sau pelayan langsung sigap buat ngebersihin mejanya. Dongkol bukan main si temen ini. 
"Kesel aku kan, Put. Dikiranya aku gak punya duit buat mesan. padahal aku perhatiin, lebih banyak aku lagi yang pesan daripada yang disebelah. sementang gaya aku biasa aja" Wajar. aku memahaminya. 


Pernah suatu seketika, aku berpergian sama si temen ini ke negeri singa. karena letaknya deket dengan batam dan yaallah tiket kapal ppnya murah kali, jadilah kalo kepengen liburan singkat dengan budget murah main-mainnya ke singapur. Bukan karena kelebihan duit, atau orang kaya bla bla. duh semoga kalimat diatas tidak terkesan pamer atau sombong ya. Hehe-

Jadi waktu main-main ke singapur, kami ke mall marina bay sands, jujur, no makeup, cuma pake topi,jilbab,kaos,jeans dan flat shoes seadanya. si temen juga gitu, jadilah kami keliling2, trus lagi pada sale Besar2an. Kami masuk ke salah satu toko brand ternama dan mulai coba-coba cari sesuatu yang murah. iyakan? apa yang dicari orang saat sale? Dari bebrbagai kalangan dan profesi, kalo ada barang sale pasti yg dicari yg paling murah dan mempuni sesuai selera. Ramenya khanmaen, jadi beberapa kali aku mintol dengan Mbak-Mbaknya buat cariin size yang pas dikaki aku. Bahasa Inggris terbatas, tentu aja lebih banyak pakek bahasa isyarat tangan. Trus jeng jeng jeng, kami  beli satu  barang yang emang udah diincar dari awal puasa. Dan jujur saja, waktu keluar dari itu toko, dengan nenteng salah satu plastic bag dari brand ternama, agak sombong sikit yakan. Pas mau keluar dari mallnya, disepanjang jalan, semua sesembak dan seseMas dari brand lain untuk manggil masuk ke toko mereka. Kalo diterjemahin ke dalam bahasa Medan gini: "Apa cari,Kak? masuk dulu sayang, pilih-pilih dulu kak" (dalam versi inggris" Terus kami juga dapat senyum gheratis. "Please,Come In, Miss". uhuk. 

"Ini karena kita nenteng beginian pelayan yg lain jadi pada ramah". si temen mengiyakan. 

Gitu kan, When Penampilan always segalanya. Padahal terkadang yang belanjaa besar2an mereka yang seadanya saja. yang sederhana. Dan kenapa harus diliat dari penampilan tetlebih dahulu? 

Mungkin, pribadi kita sendiri yang harus memperlakukan orang dengan hangat dan kita akan diperlakukan lebih hangat dari itu. Semenjak kerja gini, aku mbokya harus belajar melayani lebih baik dan gak pandang bulu. Gimana kalo orang tua kita yang digituin? 

Penampilan bukan jadi acuan kamu nilainya 100, kamu harus diginiin, kamu dibegituin. Orang kaya heneran juga kbanyakan lebih sederhana kok. 
Mari belajar jangan membeda-bedakan dan membanding-bandingkan. Aku belajar duluya. 

Assalamualaikum,Maifrends. 
 
blogger template by arcane palette