Sabtu, 28 Juni 2014

Untuk sesuatu yang tak bisa kau hindari

Sedang tidak punya selera apa-apa.  Ada yang bilang aku seperti tidak bersedih.  Padahal,  kalau di kantor ada yang puter lagu thank you for loving me,  aku langsung nangis,  di angkot,  saat melihat dua kakak adik naik dan asyik bercerita,  tiba-tiba saja tebing pipiku memanas. Dan malam ini, ah sudahlah,  kau pasti bisa menerkanya.  

Aku memang hidup bersamanya hanya 21 tahun,  dan benar-benar mengenalnya kurang lebih 10 tahun belakangan saja. 
Dia,  pembaca pertama cerpenku di buku genks--potret rasa. Dia yang pertama kali berkomentar "Ah,  cuman selembar tulisan kau put. " Padahal seminggu sebelumnya,  dia yang berkabar ke mama bahwa aku sudah mempunyai satu tulisan yang telah dibukukan.  

Aku juga ingat, nada tertawanya saat aku terkaget dengan hal-hal yang tidak sepatutnya harus menjadi kaget,  aku dibilang lebay.  Aku hanya bisa bebas berekspresi didepan dia saja.  Berjoget,  bernyanyi, ngelawak ngasal. 

Untuk sesuatu yang tak bisa kau hindari.  Dan memang seharusnya tak patut untuk kau hindari.  Jangan mengelak, menghindar tidak menjadikanmu dewasa. 

Selasa, 24 Juni 2014

Jadi kangen itu, begini..

Kemarin,  saat aku sedang kesal dengannya.  Sekesal apapun itu dia masih pulang.  Kami masih bisa bebas mengulas cerita seharian sebelum terlelap.  Aku bisa ceritakan apa saja tanpa harus ada yang ditutupi,  tentang tingkah laki-laki yang tertarik padaku,  tentang kemana aku makan siang hari ini.  Tentang drama korea yang sama-sama sedang kami streaming.  "Udah kau download episode 12, put? " "Udah sampe episode berapa kakak nonton? "  dan keesokan paginya aku yang ngeyel minta dipilihin baju yg bagus untuk aku kenakan. Walau dia merepet lebih dulu sebelum memadupadankannya untukku.  Dia yang tertawa sangat kerasnya saat aku menceritakan betapa takutnya aku saat main ke rumah hantu,  Dia yang selalu menghentikan aku untuk bernyanyi karena suara cempreng dan nada yang tidak beraturanku dalam mendendangkan lagu lawas.  Dia bisa saja melempar bantal jika aku bernyanyi saat kami berdua sedang berada di kamar atau dia yg berteriak dari luar saat aku bernyanyi didalam kamar mandi.  

Dia yang ternyata dengan diam-diam membaca tulisan di blog ku tanpa aku suruh dan ketika aku bercerita "Kak,  ityy kan kemaren nulis diblog judulnya bla bla... " secepat kilat dia memotong pembicaraanku dan berkata "Iya,  udah aku baca yang itu. " Dan sesudahnya aku menjadi kaget karena ternyata dia pembaca setia blogku. 

Apakah sekarang dia, masih bisa membaca tulisan diblogku secara diam-diam? 

Jadi,  beginilah kangen kehilangan itu.  Kau mungkin bisa saja kangen dengan sesorang dan masih bisa mengupayakan untuk melepaskan sesak yang selalu mengetuk-ngetuk dari dada ketika berjumpa.  Namun,  aku tidak.  


 
blogger template by arcane palette