Sedang tidak punya selera apa-apa. Ada yang bilang aku seperti tidak bersedih. Padahal, kalau di kantor ada yang puter lagu thank you for loving me, aku langsung nangis, di angkot, saat melihat dua kakak adik naik dan asyik bercerita, tiba-tiba saja tebing pipiku memanas. Dan malam ini, ah sudahlah, kau pasti bisa menerkanya.
Aku memang hidup bersamanya hanya 21 tahun, dan benar-benar mengenalnya kurang lebih 10 tahun belakangan saja.
Dia, pembaca pertama cerpenku di buku genks--potret rasa. Dia yang pertama kali berkomentar "Ah, cuman selembar tulisan kau put. " Padahal seminggu sebelumnya, dia yang berkabar ke mama bahwa aku sudah mempunyai satu tulisan yang telah dibukukan.
Aku juga ingat, nada tertawanya saat aku terkaget dengan hal-hal yang tidak sepatutnya harus menjadi kaget, aku dibilang lebay. Aku hanya bisa bebas berekspresi didepan dia saja. Berjoget, bernyanyi, ngelawak ngasal.
Untuk sesuatu yang tak bisa kau hindari. Dan memang seharusnya tak patut untuk kau hindari. Jangan mengelak, menghindar tidak menjadikanmu dewasa.