Senin, 21 Oktober 2013

[FF] Haruskah Kau Pergi?

"Kenapa?" Tanyanya kembali.
"Ya, aku nggak bisa saja, Nar" Sanggahku lagi.
"Iya, nggak bisanya itu kenapa? Kenapa kamu ngelakuin hal ini?" Tanyanya ingin meminta penjelasan lebih lanjut.
"Mesti banget pakek alasan? Kamu tahu kan banyak hal di dunia ini yang nggak perlu alasan!" Kilahku. Aku malas berurusan lebih lanjut dengan laki-laki yang telah menjadi pacarku selama setahun belakangan ini.
"Kamu itu aneh! Aku nggak habis pikir, kamu minta putus disaat kita nggak ada masalah. Disaat kita lagi enjoy-enjoynya ngejalanin hubungan.Bukannya kamu sedang mengandung anak kita?" Dia terus mengorek apa yang menjadi penyebab putusnya hubungan ini.

Majikan kami datang, aku buru-buru meninggalkannya.
***
Sudah beberapa hari ini aku gelisah. Dua hari yang lalu, saat ingin pulang ke 'rumah' aku tidak sengaja mendengar percakapan Majikan ditelepon. Aku melewati halaman sebelah rumah Majikan, dimana saat itu Majikan kami, Pak Guntur tengah duduk di kursi belakang menyelonjorkan kaki sedang menerima telepon.
"Halo, Bos." sahutnya kepada seorang diujung sana.
"Yayaya..beres bos, sebentar lagi mereka bakal terpisah kok." Lanjutnya. Aku yang saat itu tidak sengaja menguping. Memutuskan untuk berhenti dan menyimak lebih lanjut.
"Hahaha.. Nggaklah, Bos. Ini kan sudah perjanjian antara kita berdua. Kalau Bos tidak keberatan, si Inar saja yang saya serahin. Dia lebih baik dibanding pacarnya si Ani yang keburu hamil muda, Bos." Aku kaget. Aku tahu siapa yang sedang Pak Guntur dan seseorang diujung-sana- dengan panggilan 'Bos' bicarakan. Mereka sedang membicarakan aku dan Inar, pacarku. 
"Baiklah, Bos. Nanti saya telepon lagi." Pak Guntur menutup panggilan telepon. Tiba-tiba saja aku menjadi cemas sambil menggesek-gesekan salah satu kakiku ke tanah. Dan Pak Guntur menyadari keberadaanku. Dia menoleh ke halaman samping rumah, "Eh Ani, Ayo cepat kembali! Ini sudah mau maghrib." 

Aku manut saja, terus berjalan dengan perasaan yang gelisah. Aku dan Inar akan dipisahkan. 
***
Sudah setahun belakangan ini, aku dan Inar berpacaran. Tanpa sengaja, aku hamil sebelum Pak Guntur mengawinkan kami berdua. Pak Guntur sebenarnya sudah berniat mengawinkan kami berdua, namun kami telah melakukannya lebih dahulu. Pak Guntur saja kaget waktu melihat aku uring-uringan ditumpukan yang kusebut kasur dan ketika aku diperiksa ternyata sudah mengandung 2 bulan. Tentu saja ini ulah Inar. Siapa lagi?

Dan kini usia kandunganku sudah memasuki bulan tua, sebulan lagi aku akan melahirkan, Dan Inar tidak bisa melihat anak kami nantinya. Sebenarnya bukan masalah pelik untukku. Toh, cepat atau lambat aku juga akan dipisahkan dengan anak-anakku nantinya. 
Dan sore ini, aku berpikir untuk memutuskan hubungan dengan Inar. Ingin memberi jarak antara kami berdua, agar aku terbiasa tanpa kehadirannya. Aku ingin menikmati masa hamil tuaku. Kata Pak Guntur, untuk seekor kambing yang sedang hamil tua, akan menjadi sensitif.

Keesokan harinya...
Inar datang dari arah barat, setelah makan rumput di halaman belakang rumah Pak Guntur. 
"Ani, aku sudah mengetahuinya. Pak Guntur mau memberikanku secara cuma-cuma ke orang lain kan?" 
Aku kaget, aku melihat mata Inar yang tengah berkaca-kaca. Aku hanya berkata pelan dan mengambil seribu langkah menghindarinya. Aku tidak ingin Inar mengetahui bahawa air mataku menitik sedetik kemudian.

"Nah, Inar.. sudah waktunya kamu saya hibahkan ke Bos, ya..! besok kamu akan dijadikan gulai kambing di rumah makan barunya si Bos. Hahaha..." Pak Guntur membawa tali dan mengikatkannya ke leher Inar, aku melengos menjauh dengan air mata yang tidak tertahankan lagi. Hanya bisa menggumam "Embeekk..." dengan lirih. Agar tidak terdengar oleh Inar.


Jumat, 11 Oktober 2013

Sahabat Maya (Surat Balasan)

Kota Banyak Preman, 11 Oktober 2013

Teruntuk Djamall a.k.a Dijeh a.k.a Paman Gembol 
di Ibukota


Kabarku? tentu saja baik. Ah, bukankah rasa sakit itu untuk peluntur dosa, Jeh? Alhamdulillah, keadaanku sudah membaik. Terima kasih petuahnya, Jeh, kamu seperti bapak-bapak saja suka memberi nasihat. Hehehe :p.  Hei. Aku bahkan belum menyapa. Apa kabar? Apa kabar? Ibu bagaimana? aku dengar, ah, bahkan aku membaca pesanmu di whatsApp kalau Ibumu sedang kurang sehat. Semoga cepat sembuh ya. Titip salam buat Ibu terhebatmu ya.

Jeh, di kota ( bukan mati listrik) ku ini, sepertinya tidak lebih buruk dari Ibukota tempatmu itu. Aku rasa setiap kota di Indonesia ini sudah terjamah kekerasan dan kekejaman lainnya. Ya, kau benar selalu ada kebaikan walau di tempat hina, tentu saja masih banyak orang-orang baik di sini. Walaupun katanya orang-orang di tempatku suka berbicara dengan suara lantang dan keras. Suka berterus-terang dan cuek. Percayalah, mereka baik-baik. Jangan ragu untuk menjadikan kota ( bukan mati listrik) ini sebagai salah satu pilihan berwisatamu.

Apakah Ibukota jarang mati listrik? Aku dengar gedung-gedung pencakar langit semakin bejibun dibangun. Aku terkadang suka membandingkan kemacetan antara kotamu dan kotaku. Hihihi, katanya macet di kotamu itu sudah amat sangat memprihatinkan. Hm... aku harap kotaku tidak sebegitu macet seperti Jakarta, ya walaupun kau tahulah, aku si cerewet ini suka mengeluh kalau lagi terjebak macet. Iyakan ? menyebalkan sekali bukan saat kau ingin buru-buru tapi terhalang sesuatu yang tidak bisa kau prediksi kapan akan berakhirnya. Aku tidak begitu suka mencari tahu seberapa besar minat membaca di kota ini. Sepertinya aku sudah ketularan sifat cuek alamiah penduduk asli sini. Namun rasanya, minat baca di kota ini lumayan buruk, Jeh. Aku belum menemukan teman-teman yang menggilai buku seperti menggilai bola. Orang yang ketika melihat buku seperti melihat rendang yang ingin langsung disantap. Hahaha.. sepertinya aku sudah berlebihan :))

Belum ada kabar pasti tentang persoal seringnya mati listrik itu, Jeh. Kau tahu, jika aku sedang menikmati suatu hal yang membutuhkan listrik dan tiba-tiba listriknya padam, terkadang aku spontan mengepalkan tangan dan memukul meja. Terutama saat sedang menulis di depan laptop. Seperti yang kulakukan tadi sore untuk membalas suratmu ini. Atau saat membaca buku sesudah makan malam. Disaat bagian cerita yang sedang seru-serunya. Paling-paling aku cuma bisa mendengus kesal. Kau tahukan, rasa penasaran yang belum terjawab itu seperti apa? seperti kebelet buang air tapi nggak ada air, Jeh!

Ah, iya. Buku pemberianmu itu. Hehehe... Tentu saja sudah sampai. Aku ingat saat pertama kali Dijeh memberi pesan kalau sudah membelikanku buku tersebut. Buku yang kuinginkan setelah keluar dari zona nyaman. Aku mengucapkan beribu terima kasih tapi Dijeh malah bilang aku sedikit berlebihan. Hihihi.. Semoga rezeki berlimpah terus ya, Jeh (apakah aku berlebihan lagi?) Tulisanmu semakin sering masuk toko buku. Seperti tulisan horrormu di buku Jangan Login Tengah Malam Sendirian.

Tidak ada yang salah dalam memberikan buku kepada teman yang lain, Jeh. Pintu rumahku terbuka lebar-lebar jika kau ingin menghadiahkan aku buku lagi. Tanpa syarat dan tujuan tertentu. Siapa yang tidak suka diberi kado? Berupa buku lagi. 
Kutipan itu, kutipan terakhir suratmu aku ingat pernah membacanya disuatu tempat. Di halaman pembuka buku 'Yuk Berhijab', kan? Cukup ku akui, tulisanmu lumayan *uhuk* tidak terlalu bagus. Namun tulisanmu itu, menggugah semangatku untuk terus istiqamah. Aku terkadang masih suka ragu, Jeh. Hihihi..
Sepertinya suratku sudah terlalu panjang. 
Semoga, kita bisa berjabat tangan di lain kesempatan. Amin. 

NB : sepertinya, jika suatu saat aku ingin memberikanmu sebuah buku, aku tahu buku apa yang cocok untukmu. Mungkin buku tentang Petuah-Petuah Agar Menjadi Bijak atau buku Bagaimana Menjadi Seseorang Perangkai Kata Yang Baik. Hahaha... *bercanda* *salim*

Sahabatmu,
Fathia bukan Patiak

*Surat ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Surat dengan tema "Buku" di grup Love Books A Lot Indonesia*


Jumat, 04 Oktober 2013

DH-2 Kudu Dari Hati.

   Lagi-lagi ngepostnya tengah malam. mihihi~  Kali ini, mumpung keburu belum curhat. soalnya kata kak au, ittynya curhat muluk di blog xD mau share  info #1Hari1Tulisan disini dan twitternya @1hari1tulisan . Walaupun kagak ikutan, karena terhambat *uhuk* *alibi* *alasan* masih ngurusin persoal TA, wisuda dan segala tetek-bengeknya (ingat! bacanya digabung ya) dan juga lagi ngurus @kutubukumedan yang baru seruas telunjuk. ( Baca soal kutubuku disini ) 

     Oke, oke setop promosinya. Jadi, kali ini lanjut cerita hati, alias curcol. Baru ngebuka facebook dan gak sengaja nemuin foto waktu belum berjilbab dulu. hihi.. Pas rambutnya masih pendek, mukanya masih tirus, masih suka pakai baju yang tangannya pendek gitu xD .

Kamis, 03 Oktober 2013

Kutu Buku Medan

Sudah terlalu pagi memang, namun emang bisa ngapdet jam segini sih, mihihihiii~

              Kali ini, mau promosi sih, mehehee~ setelah beberapa waktu yang lalu mulai iseng buka usaha monza online disini ,  sekarang putri mau nyoba usaha jual buku deh, Namanya kutubukumedan twitternya : @kutubukumedan dan blog: blog kume . Siapa tahu sukses ya kan, yang penting usaha dulu \m/ 

Buku yang dijual buku apa aja sih? 
Hm... sebenarnya semua buku, sih. Ntar kalau gak ada di list, bisa kita bantu cari. genre apapun itu. Tapi lebih dominan ke fiksi, novel, remaja gitu

Ada diskon gak?
Ada! kalo mau free ongkir juga bisa, diskonnya kisaran dari 5-20% sedangkan ongkir kalo beli 3 buku deh. :))

Kalau mau info atau nanya-nanya boleh gak?
Iye boleh. tapi jangan cuma nanya ya! Beli juga #cmiw.
Line : fathiaaaa ( a-nya EMPAT kali)
sms/wa : 085267014604

Lebih hemat kan? semoga... I really want to fight to positive things i do. Bismillah.

Rabu, 02 Oktober 2013

Rasa-rasanya...

 Rasa-rasanya, aku mengela napas...

AKU STRESS AKU MUAKS LIHAT KAU. SUKA HATI KAULAH SANA

Lagi stuck nulis, dan setelah nulis kalimat diatas entah kenapa jadi lega. hahaha~ 
kata-kata yang tertuju buat saya. Well, *speechless* 
*toyor kepala sendiri pakek meteor*

sukses ya!
 
blogger template by arcane palette