Jumat, 09 Februari 2018

Kalok?

Kalok lapar?
Makan.
Kalok ngantuk?
Tidur.
Kalok suntuk?
Baca.
Kalok  sesak pipis?
Pipis. Di toilet
Kalo sesak eek?
Eek. Di toilet
Kalok rindu?
Ketemu.
Kalok sedih?
Curhat. Ke Allah.
Kalok pengen nabok orang?
Tabok. Orangnya.
Kalok marah?
Acak-acak rambut yang bikin marah.
Kalok Jatuh Cinta?
Ngapain?
....


Senin, 05 Februari 2018

Sepotong Kampung Halaman Untuk Ndut

Mungkin akan tampak membosankan, tapi ini kutulis seperti cerpennya Seno ‘Sepotong Senja Untuk Pacarku’ bukan keseluruhan ceritanya. hanya beberapa idenya saja.
***

Kau tau, Ndut. betapapun jenuhnya permintaan kita sebagai anak-anak mereka yang ingin pulang kampung namun belum juga sempat terwujud. Kadang, mungkin karena kita bukan tipe keluarga yang hobi jalan-jalan, permintaan itu sering terabaikan atau bahkan sengaja diabaikan.
Kau juga tau, Ndut. Mereka bukannya tidak ingin mengajak kita, namun, mungkin disaat rezeki cukup,  keringanan langkah belum dipersilakan Yang DiAtas. 

Semuanya serba dadakan, sebenarnya. ajakan ini sudah bermulai dari setelah lebaran tahun lalu. Tenang, Ndut. aku tidak akan melebihkannya. Karena disetiap bahasan, kau pasti ikut merasakannya. Hadir, hanya saja dengan wujud yang betbeda. Tahun lalu itu, rencananya gagal, padahal aku sudah buat catatan kecil di agenda kantor. Rute dan destinasi yang harus dikunjungi. Tapi ya itu tadi, rejeki ada, keringanan langkah belum dipersilakan. Akhirnya tertunda sampai Januari ini. 

*
Girangnya bukan kepalang, tentu bukan aku saja, namun  Kakak Tertua kita dan 3 ponakan yang judes dan cerewetmya minta ampun. Mereka -anak-anak kecil itu ternyata lebih sehat dan kuat dari yang ku perkirakan. Badanku memang lebih besar, tapi tidak buat rasa kantuukku.

Kita berangkat hari Selasa, 23 Januari 2018. Tenang, Ndut. kau ikutan juga, disetiap relung terdalam kami. Belum sempat mengunjungi rumahmu, aih. ampun,Ndut. aku bukan saudara yang baik.
Jam setengah tiga sore kita berangkat, menelusuri aspal yang kian pengat. Malam sampai di kisaran dan singgah makan bakso. Kau tau ndut, ini permintaan adik bungsu kita. dan alhasil setiap makan malam kita makannya bakso😂😂 hahaha. lawak dia ya, Ndut. 
Rabu pagi kita sampai di Dumai-Riau, kita lewat lintas barat, lebih panjang dan lama. hari itu aku ulang tahun, tapi belum ada satupun yang sadar. atau mungkin sengaja tidak sadar. sampai akhirnya, kakak tertua kita ngucapin. Mama nyiumin kening, indah, Ndut. padahal aku tidak memberinya apa-apa, tapi malah dia yang mengucapkan terima kasih. kalo untuk orang tua yang satu lagi, kau taulah secuek apa. Kira-kira, ente inget gak ulang tahun adik yang paling tidak tahan dengan bebauan ini? Ingatlah ya. Kalo gak ingat juga gakpapa. ternyata makin kurang umur, aku sama sekali tidak menginginkan apa-apa. hehehe

Udah rabu sore aja, Ndut. udah memasuki perbatasan riau-sumatera barat dan sampailah ke kelok 9 itu. MashaAllah indah, Ndut. pengen potong landscape buat dibawa ke rumah kakak waktu berkunjung. Kepengennya sampai ke ubun-ubun. kalo kakak ikut, girangnya pasti bukan kepalang. Kalo kakak ikut. ceriwisnyanlebih ceriwis dari ponakan laki2 kita itu. Salah satu ponakan laki2 kita itu, 24 jam gak tidur. di sepanjang jalan aja ada ceritanya, sampai2 neneknya bilang gini “abang itu laki2, jangan sukak kali becerita” atau “jangan lagi ganggu anaknya itu,Moy” Tau kan sbrapa susah dibilanginnya adek kakak ini?
**

Ada moment dimana kami mau foto dgn latar belakang kelok 9 itu. Aku sempat berdetak “Coba ada kakak ya” sepersekian detik selanjutnya, setelah foto jadi. Mama nangis. bencinya, aku tidak peka. Kakak tertua kita yang buka omongan “Mama ingat adek? al fatihah ya ma”
Sejujurnya aku benci moment yang bikin mata panas begini. Aku gak mau kalah oleh kesedihan remeh temeh begini. Jijik gak ndut? ngesok kaliya ?

Ndut.. pengen potong pemandangan ini. Alam, daun hijau dan kelok jalan itu. ada 9 kelok katanya. aku juga tak tau pasti. pengen kasih tunjuk, pengen liatin. biar jadi pemandangan adem kakak disana. Tapi ternyata, ada pemandangan lain yang lebih indah untuk aku potong dan jadi hadiah buat kakak. Kampung halaman kita, Kampung halaman Papa. Tujuan pertama perjalanan ini. Nanti aku ceritain ya. Matanya mulai sembab. Bencik.
 
blogger template by arcane palette