Begitu pun setiap malam, ketika lelah mulai menggelayut tubuh, memaksa raga berbaring tuk beberapa saat. “Ah... capek,!” batinku lirih. Langsung saja pulas ku tertidur bermimpi sendu. Memasuki alam mimpi lebih jauh dan lebih jauh namun ku terjaga.
Aku sangat menyukai kehidupanku saat ini. Jauh dari kebisingan manusia yang tak mengenal istirahat dan selalu berkutat mengelilingi aktfitas-aktifitas konyol dan dengan buas merebut setiap hak yang bukan miliknya. Meraung seolah korban dari segala sikap yang diperbudaknya sendiri.
Dag..dig..dug.. Tetap saja ku terjaga dengan detakan perasaan risauku..
“Apakah kau menyukai tempat tinggal kita yang baru sayang?” Kecupan manis mendarat di pipi kananku.
“Tentu saja sayang” Mataku membelalak melihat kesekitar. Ku sembunyikan perasaan risauku setiap kali kami berpindah tempat.
“Ambil bagianmu segera, mereka telah menunggu di luar sana. Kasihan mereka.. jangan biarkan mereka untuk menunggu lebih lama lagi” Wanita itu berbisik lembut. Aku tertantang melihat keelokan tubuhnya. Dan sekali lagi dia mendaratkan kecupan di pipi kananku.
***
Dag...dig...dug.. Detakannya semakin kencang kurasakan ketika malam menyapa. Kuhiraukan namun dia tak kunjung hilang. “Tenang sayang, semuanya akan baik-baik saja” Wanita itu kembali menyemangati ku memberi kecupan di pipi kananku dan sesekali memijit pundakku.
Mataku mendelik sayu setiap mendengar semangatnya. Sayang aku tak bisa membalas kecupan itu.
Hari-hariku semakin membaik. Beserta teman seperjuangan yang lain, kami terus giat bekerja, berjalan seratus kilometer setiap harinya. Menapaki setapak dan sesekali tertusuk ranting dahan yang berserak. Tentu saja semua kulalui dengan perasaan risauku.. Dag...dig...dug... selalu tak berhenti menggerogoti perasaanku! Aku benci ! AKU MEMBENCI PERASAAN RISAU INI!!!
“Terima kasih buat hari ini sayang, kamu memang hebat!” Ya... Dialah penyemangatku.. Wanita bersuara lembut yang selalu mendaratkan kecupan manis di pipi kananku. Pernah ku merengek agar kecupan itu mendarat di bibirku, Namun, hasilnya nihil! Mustahil mungkin pikirnya. Bukan pikirnya.. Ya. Emang MUSTAHIL!
Hari ini seperti biasa, semuanya kulakukan dengan perasaan risau. Dag...Dig..Dug.., Istimewanya, detakan itu berlaju lebih cepat! Aku tak bisa menahannya lebih lama lagi.
“Mungkin, sekaranglah waktunya...”
Dia selalu membangunkanku dengan kecupan pipi yang manis.. Dan selalu berbisik “Bergegaslah sayang, mereka telah menunggumu. Jangan biarkan mereka terlalu lama lagi.”
Begitu pula hari ini.. “Bergegaslah sayang..Mereka telah menunggumu, jangan biarkan mereka terlalu lama lagi. Ya.. Terlalu lama lagi untuk menjadikanku sebagai makanan ringan siap saji ‘SOSIS COGUT RASA DAGING SAPI”
ittyyy mulai suka nulis ya,,,hhikkiikkssss
BalasHapuskereennnn
wah dri dulu bebz. tpi bru skrg dipublish.. hihihhi.. maacih bebs ittyku sayang
Hapus