Jumat, 26 Juni 2015

No title Needed

Aku tertegun.
Setelah memantapkan hatinya aku bertanya kepadanya "kenapa memilih dia?  Kenapa harus dia? "

"karena,  aku takut tidak menemukan yang lebih baik dari dia" 
Dia berbicara panjang lebar soal kamu setiap malam.  Tentang kamu yang lucu,  tentang kamu yang berhasil meluluhkan hatinya.  Dan secara tidak sengaja aku telah mempercayakan kebahagiaannya untukmu.  

Kalian tampak bahagia.  Aku mensyukurinya.  Kukira akan terus bahagia hingga hal-hal ini terjadi.  

Aku tidak ingin merasa benar sepenuhnya.  Aku mencemaskan hal-hal seperti sekarang terjadi.  Dia menangis,  dia terluka.  Mungkin luka kalian sama.  
"pulanglah,  jangan turutin kali omongan mama, ada yang menunggumu disana" 

Dia menginginkan hal yang baik.  Kurasa kamu juga.  Hanya saja pemikiran yang belum sejalan. 

Dia menangis entah untuk yang keberapa kali,  Aku membencinya.  Aku membelamu.  Aku menyalahkannya.. Dan aku menyesal.  
Dia mengaku salah.  Tidak ada yang lebih dewasa dari dirinya saat itu.  
"Buat dia jatuh cinta lagi! " aku menyemangatinya.  
Dia kembali bersemangat.  Namun kamu mengacuhkannya tepat sebelum dia berjuang apa-apa.  


Dia pemberani.  Untuk kesalahannya. Dia pemberani jika dibandingkan dengan kamu.  

Aku membencimu.  Namun,  diluar kuasaku.  Aku malah justru mengasihanimu.  
Terima kasih untuk segala cerita yang telah kau sampaikan kepada orang tersayangmu.  Bahkan cerita kirim uang untukku.  
Terima kasih telah memberi luka.  Terima kasih telah mengajarkanku untuk kedewasaan ini.  

Terima kasih untuk setiap kata2 yg menyakitkan kedua orang tersayangku.  

Aku salut kepadanya.  Bukan upaya untuk mendapatkanmu lagi.  Melainkan upaya untuk bertemu dengan teman satu badannya 2 tahun yang lalu.  Dan kamu yang menjadikannya mereka sebadan.  Tidak punya keberanian untuk bertemu dengan temannya yang lain. 

Maaf untuk hal yang membuatmu gerah.  Untuk hal-hal yang bukan sepenuhnya dari hatimu. 

Dan malam ini dia pulang terlambat.  Temannya sedikit rewel mungkin akibat teramat rindu.  Mengapa harus dia yang menyerah dengan keinginanmu?  Sedangkan kau seolah sudah melakukan hal yang benar? 

Dia yang kamu bilang cantik dan masih muda.  Mungkin maksudmu supaya dia mendapatkan yg lebih baik darimu.

Dan terima kasih untuk setiap cibiran yang telah dan akan terlontar.

Aku ingin bercerita banyak.  Namun tentu kau akan mengabaikannya.
Dan aku selalu menyemangatinya karena Allah selalu bersama orang-orang yang berjuang,  kan?


Terima kasih.  Sampaikan maafku untuk smua tindakan yg aku dan orang-orang tersayangku perbuat.

Salam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dong...!! Anak pintar silahkan berkomentar :)

 
blogger template by arcane palette