Minggu, 14 Juni 2015

Ada cerita di malam pekat

Untuk hal yang diluar dugaan,  mungkin kita akan bersedih meratapinya.  Namun,  ada yang menegurku untuk tidak harus meratapinya dengan kesedihan,  karena akan ada hal-hal baik dikesudahannya nanti.  

Kau tidak perlu ragu untuk tertawa lebar dan dijudges memilik cerita hidup yang sedih.  Bahkan nabi besar seklipun hidupnya teramat sedih jika diceritakan.  Ditinggal ayah sebelum lahir,  ditinggal ibu. Dan kau tidak perlu terlalu meratapi hal-hal menye tentang perjuanganmu yang belum menghasilkan apa-apa.  Nabi besar berjuang untuk umatnya hingga akhir hayatnya dan sampai sekarang apakah kita sepenuhnya telah menang?  

Jadi begini,  ngemeng-ngemeng soal berjuang,  aku ingin memperjuangkan hal hal sehingga tidak ditinggal sendirian sewaktu-waktu.  
Kau mungkin saja bisa mengelak,  namun peringaimu tidak.  

Ngerti? 
Putri ibaratkan saja dengan sebuah cerita.  Betapa perjuangan itu terlalu berharga hingga jangan disia-siakan.  

Suatu hari,  anak gadis sakit perut.  Dipikirnya tumben jam segini udah mau buang cinta.  Nah cinta ini kata lain untuk eek ya~ 
Jadilah dia ke kamar mandi buat ngebuangin cinta.  Keringat dingin.  Mengucur.  Cintanya didorong sekuat2nya. Dia tidak peduli apa-apa.  Pikirannya hanya satu saat itu. Mencari kelegaan.  Dan tetiba saja ketika dia rasa sudah penuh,  dia mulai ambil shower.  Apa yg terjadi?  Air mati kembali.  Ini sudah kejadian keberapa kalinya dia tidak bisa menghilangkan cinta. Namun dia tidak panik seperti sebelumnya.  Dia dengan tenang mendorong kembali cintanya.  Hingga dia merasa cukup.  Diambilnya tissu toilet untuk membersihkab diri. Apakah itu jorok?  Bukannya disebelahan bumi ada yang melakukan caranya dan telah menjadi kebiasaan?  Lalu dicobanya kembali showeran dan berhasil mengeluarkan air!  Lalu dia membersihkan diri lagi.  Keluar kamar mandi masuk ke pantry ketemu ibu menteri kebersihan kantor.

" ibu,  air belum idup ya?  Belum tesiram anu di kamar mandi"
"udah, tunggu aja bbrapa saat lagi. "
Namun anak gadis tidak ingin menunggu.  Sudah cukup sekian lama dia menunggu. Belajar dari pengalaman pertama.  Kali ini, dia mengambil ceret gedek.  Diisinya penuh balik ke kamar mandi.  Disiram untuk pertama kalinya.  Cintanya bersahabat.  Dan separuh hilang.  Hanya sisa sisa dan warna yang tidak sedap untuk dipandang.. Dia kembali menunggu.  Voilaaa.  Air kamar manfi sudah hidup~

Adakah kau mengambil pelajaran?  
Aku tidak ingin berjuang sendirian.  Cinta itu sendiri menguatkan,  dorongan itu sendiri tamengnya.  Dan apakah kau tahu hal wajib lainnya?  Ya tentu saja akal.  Dan kesabaran. Kapan tau saatnya menunggu dan tidak. Biar waktu menunggu lebih lama.  Karena bukan kita yang dipertemukan secara terlambat. Namun inilah kita yang dipertemukan secara tepat.  Karena bukan waktu yang cepat dibutuhkan Tuhan untuk kau dan aku.  Melainkan kesiapan masing-masing yang jelas terlihat.  

Jadi, untuk apa memikirkan peringai orang lain? 
 :)

2 komentar:

  1. Thanks girl, the story very inspiring, and can serve as an introduction to the stories of wisdom in the morning. :-D

    BalasHapus

Komentar dong...!! Anak pintar silahkan berkomentar :)

 
blogger template by arcane palette