Resahku kembali hadir, menghujani tanah yang sedari tadi kupikir akan dijejaki kekasih impian. Tidak, masih ada hari esok jejak akalku menelisik pikiran, menyusup kata-kata yang belum ku ketahui artinya.
Lalu, aku mulai membaca pikiranku, menjejalinya dengan uraian semangat yang bertele-tele. "Oh, sudahlah, jangan berharap lagi" "Kau tidak harus menunggu jika kau tidak diharuskan untuk menunggu, tanah yang telah basah akan kering esok harinya, lalu apa yang kau takutkan? bukankah hidupmu tidak hanya sehari? bukankah kau akan mendapatkan kesempatan yang sama setiap harinya?"
Gelisah memburu tawa yang lebih mirip meringis. sakitny itu luar biasa, Upaya yang kau elu-elukan tidak berhasil ternyata. kau tidak seharusnya berharap lebih banyak, memang. Mengapa tidak enyah saja? selamat tinggal? Ah.. itu tidak mudah.
Bagaimana cara menyampaikannya? bagaimana caranya mewujudkan khayalan imajinasi untuk bisa bersua?
berjabat tangan hingga terlepas tanpa disadari? mengobrol lepas dan bersenda gurau?
Tidak Mudah, Tidak bisa, penyemangatku telah kering, airnya sudah tidak lagi menyejukkan hati. percuma,
I won't let this little things slip out of my mouth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dong...!! Anak pintar silahkan berkomentar :)