Minggu, 16 Agustus 2015

Drakula Plin-Plan

Kenalin, saya Drakula Plin Plan. Sekarang sedang nyungsep di goa berjarak sekian kilometer dari rumah. 
Goaku sudah gelap. Waktunya mencari mangsa tapi aku ingin terlelap. Aku berjenis kelamin perempuan. Seperti kebanyakan drakula lainnya aku hanya keluar di malam hari. Pagi dan siang hari kerjaanku hanya tidur leyeh leyeh di goa. Aku seonggok drakula modern. Di goa sudah ada laptop pinjaman dan tivi. Sudah ada keran air jika ingin mandi. Dan tidur tidak bergelantungan lagi atau asal nemplok tapi sudah ada kasur empuk. 

Karena aku drakula plin plan. Aku suka berubah pikiran dan tindakan.mood swing ku berantakan. Contohnya saja tentang pekerjaan yangsedang ku jalani sekrang. 

Lampu sengaja di matikan. Kipas angin paling kencang puk! Bunyi guling diatas karpet ngidupin tipi, selonjoran sampe matahari setinggi kepala. Diluar sedang terang terangnya. Aku malas malasnya mau cari makan. Alhasil aku makan yg ada di rumah aja. Matahari turun aku kembali tidur. Bangun, senja hampir menjingga. 
Ponsel ku berdering. 
Tidididing tidididing tididididididiiingg... Itu bunyi ponselku. 

"Halo?"
"Lagi apa?"
"Mau cari makan"
"Dimana"
"Junk food dekat rumah"
"Sama siapa?"
"Sendiri"
"Oh. Tadi siang ada keluar rumah?"
"Nggak ada. Sharian nonton sama tidur"
"Enaklaya"
"Lumayan.hmm.. Lagi apa?"
"Biasa main sama cucu"
"Oh."
"Yaudah ati ati.cepat pulang"
"Iya."
"Bungkus atau makan sana?"
"Rencana bungkus"
"Yaudah. Dah. Samlekom"
"Waalaikumsalam"

Itu induk drakula perempuanku. 

Gelap merajut sekelilingnya. Aku keluar. Shiiiittt~ 

Nyampe goa aku langsung melahap semuanya. 
Ini makanan manusia. Aku hanya mendapat darah atau tepatnya sesuatu yang mirip darah. Lebih kental dan padat dan bertekstur kasar. Rasanya pedas dan asam. Jika disajikan dengan daging ayam lebih cocok. Di dunia manusia, sesuatu yang mirip darah ini dinamakan saos. 

Sebagai drakula plin plan. Aku suka sekali berubah pikiran. Contohnya saja dari tadi pagi. Sini aku ceritakan. 

Tadi pagi aku menonton acara gosip selebritis. Rafi Ahmad dan Nagita slavina punya anak pertama. Pertama kali menonton berita itu ternyata alam bawah sadarku memberi signal kepada bibir untuk tersenyum. Ada perasaan gembira membuncah. Pindah satu stasiun dengan berita yang sama. Akhirnya mulai bosan. Terlalu berlebihan. Itu itu saja yg menjadi bahan tontonan dan sajian televisi manusia ini. 
Lalu aku tidur. Menjelang senja aku bangun dan mendapati salah satu tivi dengan berita yg sama. Aku pindahkan stasiun tivi ke acara lomba masak. 

Selesai makan, induk perempuan menelpon kembali:
Treett treett treettt treeett... Itubunyi getaran ponselku

"Halo. Udh makan"
"Udah"
"Berapa kenak?"
"Segitulah" (menyebutkan nominal)
"Orang kayalah ya. Makannya sampe sgitu" *ini sindiran biar hemat"
'Iya.kan orang kaya"
"Aaamiin"
"Tadi gak kerja?"
"Kan udh dibilang dirumah aja pas ditelpon tadi" *mulai gondok*
"Oiya. Maklum faktor u."
"Iye."
"Jangan marah marah. Cepet tua"
"Iye."
"Ini nah kakaknya mau ngomong"

"Halo"
"Halo kak."
"Kakak lupa password hape"
"Itu cek aja di catatannya. Kan udh pernah dikadih tau"
"Iya.lupa. jangan marah marah"
"Iya.gak marah marah. Kesel aja"
"Iya. Jangan ksel"
"Iya."
"Kakak mau liburan"
"Kapan?"
"Belumtau."
"Ikut!"
"Boleh"
"Nanti kita ke sini ke situ"
"Iya. Awal tahun?"
"Boleh."
"Bisa."
"Ini ini papa mau ngomong"
"Oke"

"Halo"
"Halo. Cerewet kali istri sama anak papa"
"Iya. Biasa"
"Lagi ngapain?"
"Main sama cucu. Yakin liburannya? Hahaha" *ketawa meremehkan*
"Selo. Yakinlah. Rencana dulu. Mumpung muda"
"Halah."
"Hehehe. Kan mending nyiapin rencana untuk diri sendiri sblm keburu jadi bagian rencana hidup orang lain" 
"Iya iya."
"Anak lajang udah ada kabar?"
"Udah."
"Oh"
"Ini ini mama mau ngomong"

"Halo"
"Apa?"
"Cerewet kali"
"Kan cuma bilang apa"
"Ohiyaiya"
"Gimana kesibukan?"
"Biasa nyantai dirumah"
"Apa kek biar ada kesibukan"
"Gampang. Tinggal nunggu anaknya dapat suami kaya"
"Idih. Gakmau"
"Lah kan biar bisa beli apa aja"
"Ye. Gamau. Nanti gak bahagia. Gak menjamin. Mau cari yang cukup aja"
"Halah. Sombong banget. Yaudah yang cukup,uangnya. Cukup rumahnya. Cukup beli mobilnya. Cukup naikin hajinya"
"Heeh.cukup bersyukurnya.cukup bahagianya"
"Iya. Cukup beli rumah tiga"
"Hahaha"
"Didoain balik ke medan cepat."
"Aamiin. Ah gak jadi. Mama cerewet"
"Hahaha. Cerewet kan tanda sayang"
"Bising kali"
"Iya cucunya juga lagi cerewet"
"Suruh diam cucunya"
"Nah ini ponsel di kupingnya"
"Hoi. Diem sipit. Bisiing kali"
*hening*

"Halo.hahaha. diam dia"
"Iya. Nurut sama ibunya.harus"Yaudahlaya. Habis paket nelponnya"
"Masak gamau dnger suara anaknya lebih lama"
"Habis pulsa gue. Ini aja kenak 4rb beli paket"
"Gampang.nanti beli lagi"
"Bisa.dadah.hati hati"
"Iya."
"Besok kemana?"
"Upacara"
"Terus"
" pulang"
"Oh. Yaudah.samlekom"

Lampu goaku kembali gelap. Senyap. 
Aku melamun. 3 hal yg aku pikirkan soal pekerjaan ku sekrang yg jauh dr goa induk ialah

1. Pertama. Aku berandai. Seandainya penempatan balik ke goa induk. Deket dengan mereka yang sudah menua. Setidaknya ada pengeluaran yang bisa direm dan dialihkan untuk mereka lebih banyak. Mulai merawat mereka. Menghabiskan waktu lebih banyak dengan mereka. 

2. Aku,bersyukur. Di goaku sekarang. Insha allah orang orang baik disekitar. Jika tidak disini. Aku tidak bisa ketemu drakula asing disberang sana. Blm tentu aku berkesmpatan ketemu drakula pirang jika tidak penempatan sekarang. 

3. Aku ingin pindah. Sering pikiran ini muncul tiba tiba. Tidak pindah ke goa induk. Pindah ke kerumunan yang lebih dekat dengan goa induk. Ketemu orang baru.keluarga baru. Suasan baru.goa baru. Pelajaran hidup dari orang orang baru dan menyenangkan. 

Kita sering sekali dirasuki pikiran sendiri. Berandai andai tanpan berbuat apa-apa. Terlalu sering merasa belum begini belum begitu. Apa ini tidak sejalan. Kenapa bisa begini tanpa mengambil sisi baiknya. Cepat sekali merubah keinginan. Bukan kebutuhan. Kepengin ini kepengin itu. Bukan butuh ini butuh itu.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dong...!! Anak pintar silahkan berkomentar :)

 
blogger template by arcane palette